Legenda Tupano
Jauh sebelum masa kerajaan, Kampung Bontorappo diyakini sudah ada. Melalui cerita orang terdahulu, warga meyakini bahwa pada zaman dahulu kala, ada sosok pemimpin yang menjadi panutan orang kampung yang ada di Bontorappo. Keyakinan itu tumbuh dari generasi ke generasi, sampai masa saat ini orang kampung menyebutnya Tupano.
Menurut cerita rakyat, bahwa pada zaman dahulu, ada 7 orang bersaudara, enam saudara laki-laki dan satu saudara perempuan. Ketujuh orang tersebut turun dari langit (kayangan), tepatnya di Gantarangkeke (Tompobulu, Bantaeng). Penduduk Gantarangkeke membangunkan mereka sebuah rumah tempat mereka tinggal selama 28 tahun. Namun, tiba-tiba menghilang secara misterius. Mereka kemudian ditemukan sedang mandi di sungai Calendu di daerah Onto (Bantaeng). Dari sana mereka menghilang secara tiba-tiba, kemudian mereka turun di Allu Tarowang (pada saat itu masih Desa Tarowang).
Saudara tertua bernama Cambang Gallung, memutuskan untuk tinggal di sana. Warga kampung menyebutnya Karaeng Tarowang. Dari lima saudara laki-laki dan saudara perempuannya, Taoelohe, berangkat ke Rappo-Rappo. Sesampai di sana, Taulohe bersama warga kampung menggali sumur. Menurut cerita, mereka menggali sumur dengan jumlah yang banyak (arurung angkeke dalam dialek Turatea), maka wilayah ini disebut Arungkeke (sekarang Kecamatan Arungkeke). Pada saat itu Taulohe, menurut cerita orang kampung adalah karaeng pertama di Arungkeke.
Saudaranya yang lain, Tupano berangkat menuju Bontorappo. Orang Bontorappo pada saat itu mengangkat Tupano sebagai karaeng pertama di Bontorappo. Kemudian Binakkasa menjadi Karaeng Paitana. Selanjutnya, Lagante Karaeng Gantarang dan Lampang Djokko menjadi Karaeng Rumbia, saudara perempuan menjadi karaeng pertama di Binamu yaitu Bantilang Rua.
Diceritakan bahwa pada masa kakaraengan Tupano, wilyah Bontorappo sangat luas meliputi (hari ini wilayah itu disebut Bontoraya, Kelurahan Togo-togo dan Desa Pao). Tidak ada referensi terkait sistem kakaraengan Tupano hingga saat ini. Sampai tulisan ini dimuat, tidak ditemukan informasi tentang keturunan Tupano, termasuk akhir masa kakaraengan Tupano.