Kisah Kayu Lebang
Kayu Lebang merupakan sejenis rumput liar yang tumbuh di sawah dan kebun, bahkan di pekarangan warga setempat. Warga Bontorappo meyakini bahwa rumput yang mereka sebut Kayu Lebang, memiliki kandungan yang luar biasa. Akar Kayu Lebang bisa dijadikan sebagi obat kuat untuk laki-laki, daya tahan dalam berhubungan suami istri, keyakinanan itu terbentuk turun temurun, dari generasi ke generasi hingga saat ini.
Kayu Lebang menurut cerita, terdiri dari dua jenis: Kayu Lebang jantan dan betina, keduanya sulit untuk dibedakan, karena secara kasat mata sama saja. Letak perbedaannya pada jenis akarnya, dan yang bisa membedakan itu hanyalah orang-orang tertentu (orang asli Bontorappo).
Penuturan orang Bontorappo menyatakan bahwa khasiat akar Kayu Lebang akan terasa apabila yang mencabut berasal dari keturunan orang Bontorappo, selain keturunan orang Bontorappo, Kayu Lebang tidak akan memberikan khasiat apa-apa. Sehingga biasanya apabila ada orang dari luar kampung yang hendak menggunakan kayu lebang harus minta tolong kepada orang asli Bontorappo untuk mencabut kayu lebang agar khasiatnya maksimal, untuk memaksimalkan khasiat kayu lebang maka orang yang mencabutnya harus menggunakan gigi.
Kayu Lebang terkenal bukan hanya di Bontorappo, tetapi sampai pula keluar kota. Tak heran di musim tertentu, banyak orang yang berdatangan untuk mencoba mengonsumsinya. Sebagian dari mereka datang karena penasaran, sisanya datang karena memang sudah meyakini khasiat Kayu Lebang.
Orang Bontorappo pada masa lalu, menjadikan Kayu Lebang selain untuk obat kuat, juga digunakan untuk menambah kebugaran tubuh. Menurut cerita orang tua terdahulu, manakala orang Bontorappo kelelahan saat bekerja, mereka biasanya menggigit akar Kayu Lebang.
Pada masa lalu Karaeng Bonto Tanru (Karaeng Bontorappo) memiliki seekor kuda jantan yang diberi nama Lebang. Suatu hari kuda Karaeng Bonto Tanru, berada di sebuah ladang milik warga, ditemukan bersama beberapa kuda betina. Kuda jantan ini kawin dengan kuda betina, setiap kali kuda jantan ini mengawini kuda betina, ia terlihat menggigit akar kayu, setelahnya ia akan kembali mengawini kuda betina lain sampai berkali-kali.
Setelah diperhatikan dan diteliti, ternyata akar kayu yang digigit oleh Kuda Lebang, milik Karaeng Bonto Tanru ini, sejenis rumput yang tumbuh liar. Orang yang melihatnya pun menyampaikan kepada warga, karena penasaran akan hal itu. Beberapa orang mencoba menggigit akar rumput tersebut, alhasil menimbulkan reaksi yang luar biasa, gairah seks muncul seketika, dan yang sangat mengagumkan, akar Kayu Lebang memberikan ketahanan saat melakukan hubungan intim.
Cerita ini berkembang, karena penasaran mereka yang mendengarnya pun tertarik mencoba, dan terbukti betul bahwa akar ini memiliki khasiat memicu gairah seksual. Awalnya rumput ini tidak diketahui jenisnya, dan tidak ada yang mengetahui apa nama rumput tersebut, sehingga orang kampung memberi nama Kayu Lebang, karena ditemukan oleh Kuda Lebang (kayun na Lebang), kayu milik Lebang. Hingga kini, Kayu Lebang menjadi identitas Desa Bontorappo.
Hampir setiap saat, banyak orang dari luar Bontorappo, bahkan dari luar Kabupaten Jeneponto berkunjung ke Bontorappo, guna mendapatkan Kayu Lebang, buat dikomsumsi sebagai obat yang bisa menambah stamina, terutama bagi mereka yang punya keturunan di Bontorappo.